Site Loader

Hikmatiyani Nastiti

Ketua Yayasan Bening Indonesia

Tekad si Biji Saga

Sejak 2001 saya membangun sekolah anak usia dini, saya menjadi pemulung barang-barang bekas untuk dijadikan pembelajaran. Saya sering berpesan jika ada kardus kue bekas, piring kertas layak pakai, kertas-kertas jilid bekas pun kertas hvs hingga stoples tak terpakai.
Tak hanya itu, saya juga pengumpul kerang hingga biji-bijian_yang tentu bisa awet untuk disimpan dalam waktu lama. Ada satu biji yang membuat saya jatuh cinta_namanya biji saga. Susah sekali mencarinya. Hingga suatu hari saya pergi ke pulau Untung Jawa dan disana berjejer pohon saga menjulang tinggi. Memang pohon saga ini ada beberapa macam dengan ketinggian dari 1 hingga 30 meter.
Manfaat pohon saga pun banyak, terutama yang rambat. Daunnya bisa direbus untuk mengobati batuk, radang tenggorokan dan sariawan. Namun untuk saga rambat yang berbuah merah namun ada bintik hitam, bijinya sendiri jangan sampai tergigit karena mengandung racun. Jadi dulu kami mencari biji saga yang berwarna merah pada semua permukaan. Tidak jarang saya harus membeli untuk prakarya.
Suatu hari saya menemukan bibit pohon saga. Wah seneng banget. Setelah satu tahun dipelihara , pohon saga pun berbuaaaah. Seneng bangeeet, walau hanya 4 biji wkwkwk. Yah yang penting rasa penasaran sudah terlalui. Di teras imut saya, sekarang semakin rindang pohon saga rambat. Walau kadang-kadang pengen nyukur daunnya yang gondrong.

SHARE

Hikmatiyani Nastiti

Ketua Yayasan Bening Indonesia

Post Author: Bening Indonesia Foundation

Leave a Reply

Your email address will not be published.