Site Loader

Hikmatiyani Nastiti

Menguak Rahasia Pulau Rambut

Hari Kedua
Peta ataupun gambar bukanlah kondisi yang sebenarnya. Namun keduanya membantu memperjelas proses pembelajaran. 

musafir kafilah 1 SMP HS Bening ke pulau untuk jawa
Siswa SMP HS Bening Musafir ke Pulau Untung Jawa. Foto Credit : SL Bening

Pembelajaran bermakna itu adalah saat kita benar-benar hadir di sebuah tempat yang ditunjukkan oleh sebuah peta. Pulau rambut sejak 1937 ditetapkan sebagai kawasan konservasi bagi burung-burung air dan darat. Setiap tahunnya pulau ini dijejali hingga 24 ribu ekor burung, termasuk burung migran.

Menggunakan kapal dari Pulau Untung Jawa, anak-anak belajar banyak sekali tentang hutan mangrove seperti bakau (Rhizophora mucronata), pasir-pasir (Ceriops tagal), dan bola-bola (Xylocarpus granatum) yang ternyata sempat banyak yang mati. Akibatnya, selain menimbulkan abrasi karena tidak ada penahan ombak alami pascakematian pohon-pohon di hutan mangrove, luas daratan pulau juga menciut.

Di luar itu, kematian pohon-pohon ekosistem mangrove menjadi ancaman bagi habitat burung-burung yang menjadikan puncak pohon sebagai rumah mereka. Oleh karena itu, demi menyelamatkan kondisi dan potensi Pulau Rambut, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan nomor 275/Kpts-II/1999 tertanggal 7 Mei 1999.  Melalui surat keputusan tersebut, Pulau Rambut diubah statusnya dari semula sebuah cagar alam menjadi kawasan suaka margasatwa.

Bahagianya itu saat kami mendapatkan kesempatan yang amat langka dapat masuk ke dalam kawasan suaka margasatwa. Disana selama 5 jam mereka terkagum-kagum dalam mengeksplore isi pulau tersebut. 

Yap, belajar langsung  tentang potensi alam selama 5 jam , itu memberikan lebih banyak ilmu dan pengalaman dari sekedar merasa cukup dengan membaca dan menjawab soal-soal.

Banyak pembelajaran berharga diantaranya saat mereka membersihkan sebagian pulau tersebut dari sampah-sampah, saat mereka pulang kembali ke Untung Jawa, dengan jelas melihat beberapa penduduk membuang pampers ke laut.

“Ya geram sekali”, seru mereka. Prihatin dengan melihat langsung problematika perilaku masyarakat dan pengalaman ini dapat memicu mereka tentang apa kelak yang bisa mereka perbuat untuk menjaga kelestarian alam.

Share

Penulis

Hikmatiyani Nastiti

Founder Yayasan Bening Indonesia

Pendafatran Dibuka - PPDB Sekolah Bening Tahun Ajaran 2025-2026 - PAUD - SD - SMP - SMA
Topik
Info dan Berita Lainnya
Pendafatran Dibuka - PPDB Sekolah Bening Tahun Ajaran 2025-2026 - PAUD - SD - SMP - SMA

Kategori