Site Loader

Dunia Anak Dunia Kita

by Lutfi Santi Sekar P. (Kepala Sekolah SDIT Bening)

Awal ketertarikan saya bergabung dengan SDIT Bening karena melihat konsep pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya. Happy learning dan ramah anak, ini dua konsep yang sangat kental di Bening.

Sejak awal saya pun mengamini bahwa konsep pembelajaran pada anak-anak usia SD haruslah seperti ini, bagaimana anak-anak dapat memahami sedemikian banyak teori dalam tempo singkat, padahal kita sebagai orang dewasa saja, harus mencerna lebih lama untuk mempelajari satu hal yang baru. Bayangkan bagaimana seorang anak kelas satu SD, di kurikulum umum, seolah dituntut untuk mampu memahami sebuah teori dalam belajar, padahal mereka baru mulai  belajar membaca ,menulis, dan mengeja di kelas ini. Terkadang guru pun menganggap bahwa anak-anak kelas satu adalah anak- anak yang mudah memahami pelajaran yang diberikan. Padahal untuk membuat anak-anak paham akan apa yang diajarkan, perlu tahapan.

Saya sangat terkesan, saat pertama kali melamar menjadi guru di sebuah sekolah dasar swasta di tahun 2000, sang kepala sekolah meminta saya menulis dengan tangan kiri, saya merasa kesulitan. Kemudian beliau bertanya, “Bagaimana rasanya menulis dengan tangan kiri?” Saya menjawab bahwa saya kesulitan. Beliau pun berkata, “begitulah anak-anak kelas satu belajar.” Dari sini saya mengerti bahwa saat kita menjdi seorang guru, kita harus mengukur melalui ukuran anak-anak, bukan ukuran kita, orang dewasa. Teori ini pun menjadi lebih saya yakini, saat saya mengikuti pelatihan Quantum Teaching yang salah satu konsepnya adalah “Bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Jadi pahami dulu dunia mereka, barulah kita akan bisa menjadi pendidik yang tepat.

Post Author: Bening Indonesia Foundation

Leave a Reply

Your email address will not be published.