
Hikmatiyani Nastiti
Keseimbangan (2)
Keseimbangan antara emosi dan logika perlu ditumbuhkan dalam proses mendewasakan pemuda aqil baligh.

Perkembangan emosional pada usia 15 tahun sangat intens. Terjadi perubahan hormonal yang mempengaruhi peningkatan hormon seks. Lonjakan hormon estrogen (pada perempuan) dan testosteron (pada laki-laki) selama pubertas tidak hanya memicu perubahan fisik, tetapi juga sangat memengaruhi suasana hati dan intensitas emosi.
Para pemuda mengalami perubahan suasana hati yang lebih cepat, intensitas emosi yang lebih kuat, dan peningkatan sensitivitas.
Di satu sisi, dilihat dari perkembangan kognitif, para pemuda aqil baliqh memiliki pemikiran abstrak dan sudah kompleks yang semakin matang dengan syarat mereka telah melalui stimulasi baik pada fungsi positif. Disinilah akal perlu terus dimatangkan agar bisa mengendalikan hawa nafsu dan emosi.
Masalah akan terjadi pada saat regulasi emosi tidak dilatih sedari kecil. Sehingga banyak para pemuda yang melampiaskan emosi negatifnya dengan cara yang tidak patut; membahayakan diri sendiri juga orang lain. Logika pun tidak dilatih untuk berpikir. Padahal mereka mulai mampu memahami konsep-konsep yang lebih rumit, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan merenungkan diri sendiri serta orang lain. Hal ini dapat memicu pemikiran yang lebih mendalam tentang identitas, nilai-nilai, dan masa depan, yang dapat menimbulkan berbagai emosi.
Ustadz Adriano memaparkan setidaknya ada 4 hal yang perlu dilatih, yaitu:
Pertama, bertanggung jawab yang dimulai dari “penjawab” atas pertanyaan-pertanyaan mereka.
Kedua, troubleshooting mandiri _yaitu penanganan masalah walau belum sampai pada penyelesaian masalah. Misalkan jika sepeda mereka rusak saat akan berangkat ke sekolah. Maka mereka harus menjawab masalah tersebut dan melaksanakan trouble shooting mandiri.
Ketiga, problem solving mandiri. Konsep yang sudah di atas level trouble shooting. Bukan sekedar penanganan masalah namun sudah sampai penyelesaian masalah. Masalah ini sudah pada masalah yang berada pada tatatan akademis, teknis juga praktis.
Keempat, solution making, yaitu proses kompleks untuk menciptakan solusi atas permasalahan-permasalah dalam kehidupan nyata. Dan sebagai proses yang lebih rumit dan kompleks, maka para pemuda membutuhkan kapabilitas intelektual dan emosional.
Kedewasaan muncul ketika mereka mulai mampu menyeimbangkan respons emosional dengan pemikiran logis dan rasional dalam menghadapi situasi.
SMP HS Bening membangun keempat proses tersebut yang dimulai dari membangun kemandirian dan tanggung jawab pada diri sendiri. Siapkan fardhu ‘ain dan mereka akan siap berperan dalam fardhu kifayah.
Siapkan kemenangan diri sendiri baru menang dalam membangun hubungan_Stephen Covey.
Dan dalam NLP, siapkan Self Management agar sukses membangun Relation Management.
Share

Penulis
Hikmatiyani Nastiti
Founder Yayasan Bening Indonesia

Topik
ABK Al Izzah Alumni Aqil Balig Awal Semester Bedah Buku Berkebun Buku Buku Journey Ekstrakurikuler Hikmatiyani Nastiti Ian Fauziah Inisiatif Inklusi Itikaf Karya Siswa Kelulusan Kemping Kunjungan Kunjungan Kampus Liburan Literasi MPLS Murojaah Numerasi Nyantri Olahraga PKBM PPDB Prestasi Renungan Safar Safar SD SD seminar SL SMA SMP SPS Studi Banding Sumarti M Thahir Talaqqi Tulisan Guru Wahyudin Yasin
Info dan Berita Lainnya
